Tugas Produksi TV 2
Seminar Konvergensi
Media
Seminar yang di adakan oleh Compress mengenai konvergensi
media dengan pembicara pertama yaitu Wisnu Prasetya Utomo dari kompas yang
membahas mengenai konvergensi media dan membahas mengenai pengalamannya pada
era konvergendi media. Tekanan industry media cetak semakin tinggi dengan iklan
yang tidak lagi di dapat, dan jumlah oplah menurun. Audiens berubah, pola
mengkonsumsi media berubah. Platformnya berubah dengan menyalurkan konten produksi ke digital dan
televisi. Pada perkembangannya yaitu tahun 2008 wartawan cetak dan wartawan
print ketika pada awalnya memulai untuk mengirimkan beritanya ke kompas.com. kehadiran
berita online ini seolah-olah memberikan kerenggangan terutama ke media cetak.
Sebagai seorang wartawan cetak yang menganggap bahwa media online menguntungkan
tetapi beranggapan bahwa ia seolah-olah meninggalkan kewajibannya sebagai
wartawan cetak. Konvergensi harus diterapkan untuk menguatkan dari
masing-masing platform tersebut, Jadi tidak melemahkan tetapi menguatkan.
Hal ini terjadi di kompas yang di mulai pada tahun 2016,
dimana intergrasi antar platform di kembangkan secara kolaboratif agar tidak
berdiri sendiri-sendiri dengan sturktur yang baru. tahap pertama yang dilakukan
yaitu integrasi platform di news room media, yang tadinya sendiri-sendiri kini
menjadi satu ruangan yang sama akan tetapi berbeda kebijakan editorial dan
kebijakan besarnya saja yang sama. Tingkat news gathering sama, semua wartawan
berada di wilayahnya masing-masing dengan para wartawan dan reporter tersebar
dimana saja. Ketika terjadi isu-sesuatu para reporter bisa digerakan langsung
untuk ke lokasi. Berita tersebut juga dipikirkan untuk ke media cetak, tv, atau
online.
Di kompas sendiri telah di bentuk pola sehingga terdapat
tiga desk yaitu cetak, tv dan online untuk konvergensi media dengan Isu yang
dapat di konvergensikan. Kebudayaan,
sains dan health adalah unit yang dikonvergensikan ke media cetak, televisi dan
media online. kemudian sosial media dari masing-masing platdorm disatukan
menjadi satu. Lalu liputan sport yang dilakukan secara bersama-sama untuk
melakukan konvergensi media. Untuk sekarang ini yang dapat diterapkan yaitu
mengenai sosial media padahal sesuatu yang tidak berhubungan dengan konten.
Tetapi banyak kendala di konten sport dengan audiens yang menkonsumsi berbeda.
Pada demografi Kompas.com memiliki audiens di usia 25 tahun
sampai 45 tahun, kemudian kompas cetak pada usia 35 tahun ke atas. Oleh karena
itu kompas sendiri akan mengembangkan untuk di luar konten karena hal itu yang
berkembang saat ini. kemudian adanya pendidikan dan pelatihan untuk pola kerja
konvergensi media. Para wartawan yang mendalami pada bidang jurnalistik di
harapkan mampu melakukan konvergensi media. Kulturasi di media contohnya pada
pilkada 2017 kompas menyatukan konvergensi media dengan para jurnalis yang
liputan di lokasi yang berbeda. Kultur berpengaruh terutama kepada audiens yang
berbeda-beda.
Kemudian pembicara kedua yaitu Wahyu Dhaytmika membahas
mengenai konvergensi dan apakah media-media Indonesia siap untuk menghadapi
konvergensi. Wartawan diajak untuk merenungkan konvergensi media yang diketahui
bahwa wartawan belum siap menghadapi konvergensi ini. Pada tahun 1980-an
konvergensi hadir dan berbicara mengenai isu yang telah terjadi sejak lama. Konvergensi
adalah jaman yang bergerak. Jadi konvergensi media adalah sebuah respon yang
terjadi dengan teknologi komunikasi yang cukup luas.
Saat ini kita berada di era dimana kepercayaan terhadap
media menurun. Audiens sudah tersegmentasi dengan adanya media-media saat ini
dan bebas memilih media mana yang kita konsumsi. Tantangan terhadap konvergensi
ini yaitu bagaimana menggabungkan dari banyak platform tetapi bagaimana
mengatasi masalah yang berkaitan dengan minat pembaca agar mau membaca media
kita agar relevan. Transisi media dari cetak ke digital tetapi saat ini media
digital ke media sosial. Oleh karena itu media harus beradaptasi di era
konvergensi. Kesimpulannya adalah
konvergensi tidak hanya berbicara mengenai platform dan teknologi tetapi bahwa
media saat ini mampu untuk relevan agar audiens percaya apalagi dengan adanya
media abal-abal yang berkembang saat ini.
Komentar
Posting Komentar